Teladan Dakwah dari Sunan Ampel

Sunan Ampel adalah salah satu dari penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang dikenal dengan sebutan Wali Songo. Setiap hari makamnya selalu dikunjungi peziarah, bahkan di musim Corona seperti saat ini.

Read More

Beliau lahir dengan nama Raden Ali Rahmatullah (Raden Rahmat), putra dari Syekh Ibrahim Asmarakandi , seorang ulama dari negeri Champa yang juga berdakwah di Pulau Jawa. Makam Syekh Ibrahim Asmarakandi ini dapat kita temukan di Tuban Jawa Timur. Sunan Ampel Lahir di Champa tahun 1401 M. Masuk ke pulau Jawa tahun 1443 M. Pernikahannya dengan Dewi Condrowati membuahkan 5 anak, salah satunya yang kita kenal adalah Raden Qasim, alias Sunan Drajat.

Sunan Ampel dikenal sebagai wali yang berjuang menegakkan Islam. Beliau mendirikan pesantren di Ampel Dento Surabaya utk mempersiapkan para ulama, mubalig, dai, dan para pemimpin islam. Di antara murid beliau selain sunan drajat putra beliau, ada : Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Ja’far Shodiq (Sunan Kudus) , Raden Patah, Ainul Yaqin (Sunan Giri).

Sunan Ampel hidup pada jaman kerajaan Majapahit. Meski memiliki darah bangsawan, Sunan Ampel tak suka berfoya-foya. Beliau justru mendalami ajaran agama dan turut mendidik keluarga kerajaan. Tak hanya itu, beliau juga dikenal sebagai sosok yang bijaksana hingga Raja Majapahit pun sering meminta pendapat Sunan Ampel ketika menemui suatu masalah.

Sebagian masyarakat di Jawa kala itu marak melakukan berbagai penyimpangan sosial seperti yang dikenal dengan Molimo : madat (mengkonsumsi candu), madon (berzina), main (berjudi), minum (mabuk), dan maling (mencuri). Kebiasaan ini berawal dari ajaran Bhairawa Tantra yang muncul di jaman Kerajaan Kalingga di abad ke 7. Bagi sekte Tantrayana ini, untuk mendapatkan pembebasan spiritual tertinggi dan abadi, setiap manusia harus melakukan hal-hal yang ekstrim.

Mereka percaya bahwa mengumbar hawa nafsu dapat mengantarkannya ke nirwana (surga). Para penganut setia aliran ini direpresentasikan sebagai manusia yang sarat dengan tindakan-tindakan keji . Mereka menggelar ritual di suatu padang, yang di tanahnya terdapat tumpeng berupa daging manusia. Sementara minumannya adalah arak. Usai ritual itu mereka melakukan perzinahan massal. Ritual tersebut sangat kuat di tengah masyarakat, hingga zaman kekuasaan Majapahit.

Raja Majapahit merasa resah dengan keadaan ini. Raja pun meminta saran Sunan Ampel untuk menghilangkan kebiasaan hina tersebut. Kemudian Sunan Ampel pun merekontruksi ajaran Molimo tadi dengan Moh Limo. Kata “Moh” berasal dari bahasa Jawa yang artinya tidak, dan “Limo” artinya Lima. Jadi Moh Limo adalah “Tidak melakukan lima perbuatan yang dilarang oleh Allah”.
Isi dari ajaran Moh Limo adalah:
-Moh Mabuk (Tidak mabuk atau minum-minuman).
-Moh Main (Tidak main atau tidak berjudi).
-Moh Madon (Tidak main perempuan).
-Moh Madat (Tidak memakai obat-obatan).
-Moh Maling ( Tidak Mencuri).

LIRIK LAGU MOLIMO
Molimo iki larangan agomo
Ugo dadi larangane negoro
Singkirono mergo kabeh iku dosa
Kabeh mau ndadekke urip rekoso

Berkat kesabaran dan ketelatenan Sunan Ampel, perlahan masyarakat di Kerajaan Majapahit mulai menghilangkan kebiasaan mereka yang buruk itu dan memeluk agama Islam dengan baik. Beliau berdakwa dengan cara tradisional yang melekat pada budaya masyarakat. Merangkul dan mengajak mereka ke jalan yang benar dengan penuh kasih sayang.
Kita berharap semoga kita semua bisa meneladani sifat beliau. Bersikap santun kepada orang-orang di sekitar yang mungkin masih belum menjalankan ajaran agama Islam dengan baik. Mengajak untuk sama-sama belajar agama dengan cara kebaikan.

Penulis:
dr. Hartati Eko Wardani, M.Si.Med (Bunda Tati)
Peserta Lomba Yuk Berkisah-Dinun
Video dapat dilihat disini atau di channel youtube DINUN TV

Sumber:
-Abdullah, Rachmad. 2015. Walisongo- Gelora Dakwah dan Jihad di Tanah Jawa. Cetakan ke-2. Penerbit : Al Wafi. Solo
-Forum Keadlian.com. 2019. Sekte Bhairawa Tantra Jawa Pembunug Ribuan Ulama Timur Tengah Sebelum Wali Songo .
-Umma.id: Sejarah Walisongo.
-Merdeka.com. Bekal Ramadhan, Ketahui Filosofi Ajaran Mohlimo Karya Sunan Ampel.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *