Thursday, January 28, 2021
Dai Intelektual Nusantara Network
  • Beranda
  • Berita
    • All
    • Informasi
    • Ulama
    Pengumuman Lomba Yuk Berkisah

    Pengumuman Lomba Yuk Berkisah

    zoominar pandemic overview

    Antusias! Masyarakat ikuti Webinar Pandemic Overview

    Yuk Berkisah. . . !

    Yuk Berkisah. . . !

    Innalillah, KH. M. Basori Alwi Wafat

    NU Berpotensi Menjadi Perekat Umat

    Telah Hadir Buku “Cadar, Antara Syariah dan Budaya”

    seminar cadar fastest-growing religion

    Islam is the Fastest-Growing Religion in the World

    Pendaftaran Ditutup; Seminar Nasional, Kontroversi Cadar di Indonesia

    TUTUP; Pelatihan Public Speaking untuk Da’i Milenial di Jawa Timur

  • Kolom
  • Dakwah
    • Hikmah
    • Khutbah
  • Tokoh
  • Turats
  • Tentang
    • Kontak
    • Tim Pengelola
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • All
    • Informasi
    • Ulama
    Pengumuman Lomba Yuk Berkisah

    Pengumuman Lomba Yuk Berkisah

    zoominar pandemic overview

    Antusias! Masyarakat ikuti Webinar Pandemic Overview

    Yuk Berkisah. . . !

    Yuk Berkisah. . . !

    Innalillah, KH. M. Basori Alwi Wafat

    NU Berpotensi Menjadi Perekat Umat

    Telah Hadir Buku “Cadar, Antara Syariah dan Budaya”

    seminar cadar fastest-growing religion

    Islam is the Fastest-Growing Religion in the World

    Pendaftaran Ditutup; Seminar Nasional, Kontroversi Cadar di Indonesia

    TUTUP; Pelatihan Public Speaking untuk Da’i Milenial di Jawa Timur

  • Kolom
  • Dakwah
    • Hikmah
    • Khutbah
  • Tokoh
  • Turats
  • Tentang
    • Kontak
    • Tim Pengelola
No Result
View All Result
Dai Intelektual Nusantara Network
No Result
View All Result
Home Tokoh

Profil KH. Abdul Karim Lirboyo

5, January 2021
in Tokoh
0 0
Profil KH. Abdul Karim Lirboyo
ShareShareShareShareShareShare

Lirboyo merupakan pondok pesantren yang terkenal di Indonesia. Sejarah berdirinya pondok pesantren ini tidak terlepas dari kisah perjalanan hidup dari seorang kiai yang terkenal tawadhu’, tawakal, dan kealimannya, yaitu Mbah Manaf Lirboyo.

KH. Abdul Karim lahir tahun 1856 M di desa Diyangan Kawedanan Mertoyudan Magelang Jawa Tengah, dari pasangan Kiai Abdur Rahim dan Nyai Salamah. Manab adalah nama kecil beliau dan merupakan putra ketiga dari empat bersaudara. Saat usia 14 tahun, mulailah beliau melanglang dalam menimba ilmu agama dan saat itu beliau berangkat bersama sang kakak (Kiai Aliman).

Pesantren yang pertama beliau singgahi terletak di desa Babadan Gurah Kediri. Kemudian beliau meneruskan pengembaraan ke daerah Cepoko, 20 km arah selatan Nganjuk. Disini kurang lebih selama 6 Tahun.

Setalah dirasa cukup beliau meneruskan ke Pesantren Trayang Bangsri Kertosono Nganjuk Jatim. Disinilah beliau memperdalam pengkajian ilmu Al-Quran. Lalu beliau melanjutkan pengembaraan ke Pesantren Sono, sebelah timur Sidoarjo, sebuah pesantren yang terkenal dengan ilmu shorofnya, 7 tahun lamanya beliau menuntut ilmu di Pesantren ini.

Selanjutnya beliau nyantri di Pondok Pesantren Kedungdoro Sepanjang Surabaya. Hingga akhirnya, beliau kemudian meneruskan pengembaraan ilmu di salah satu pesantren besar di pulau Madura, asuhan ulama’ kharismatik yaitu Syaikhona Kholil Bangkalan. Cukup lama beliau menuntut ilmu di Madura, sekitar 23 tahun.

Pada usia 40 tahun, KH. Abdul Karim meneruskan pencarian ilmu di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Jatim, yang diasuh oleh sahabat karibnya semasa di Bangkalan Madura, KH. Hasyim Asy’ari. Hingga pada akhirnya KH. Hasyim asy’ari menjodohkan KH. Abdul Karim dengan putri Kyai Sholeh dari Banjarmlati Kediri, pada tahun1328 H/ 1908 M. KH. Abdul Karim menikah dengan Siti Khodijah Binti KH. Sholeh, yang kemudian dikenal dengan nama Nyai Dlomroh.

Dua tahun kemudian KH. Abdul karim bersama istri tercinta hijrah ke tempat baru, di sebuah desa yang bernama Lirboyo, tahun 1910 M. Disinilah titik awal tumbuhnya Pondok Pesantren Lirboyo.

Kemudian pada tahun 1913 M, KH. Abdul karim mendirikan sebuah Masjid di tengah-tengah komplek pondok, sebagai sarana ibadah dan sarana ta’lim wa taalum bagi santri. Pertama kali menetap di Desa Lirboyo, ia langsung melantunkan adzan. Aneh, selepas itu, semalaman penduduk desa tak bisa tidur karena perpindahan makhluk halus yang lari tunggang langgang.

Perpindahan Kiai Karim ke desa Lirboyo dilatarbelakangi atas dorongan dari mertuanya sendiri yang berharap dengan menetapnya Kiai Karim di Lirboyo akan menjadi tonggak penting syiar Islam di daerah itu. Gayung bersambut, kepala desa Lirboyo juga memohon kepada Kiai Sholeh agar berkenan menempatkan salah satu menantunya di desa Lirboyo.

Dengan hal ini diharapkan Lirboyo yang semula angker dan rawan kejahatan menjadi sebuah desa yang aman dan tentram. Benar, selepas Kiai Karim melantunkan adzan, Desa Lirboyo bebas makhluk ghaib. Dan tiga puluh lima hari setelah menempati tanah tersebut, Kiai Karim mendirikan surau mungil nan sederhana. Peristiwa bersejarah ini terjadi pada 1910.

Secara garis besar Kiai Karim adalah pribadi yang sangat sederhana dan bersahaja. Beliau juga gemar melakukan riyadlah mengolah jiwa alias tirakat. Kealimannya juga mulai terdengar ke luar daerah. Salah satunya adalah bocah bernama Umar asal Madiun, yang menjadi santri pertama yang menimba ilmu dari Kiai Karim. Kedatangannya disambut baik oleh shahibul bait, karena kedatangan musafir itu untuk menimba pengetahuan agama. Selama nyantri, Umar sangat ulet dan telaten. Ia benar-benar taat pada Kiai.

Sosok Kiai Karim dikenal sebagai sosok yang sangat istiqomah dan berdisiplin dalam beribadah, bahkan dalam segala kondisi apapun dan keadaan bagaimanapun. Hal ini terbukti tatkala menderita sakit, Kiai Karim masih saja istiqomah untuk memberikan pengajian dan memimpin shalat berjamaah, meski harus dipapah oleh para santri. Sebagai pengasuh ratusan santri, sikapnya yang kebapakan dan rendah hati, masih lekat diingatan para santri yang masih menangi zamannya.

Pernah suatu ketika, ada pemuda yang berniat mondok di Lirboyo. Pakaiannya perlente sambil menenteng koper, sebuah penanda kemewahan pada zaman itu. Di gerbang pondok, ia berpapasan dengan orang tua berpenampilan sederhana. Dengan seenaknya ia minta tolong pada orang tua itu untuk membawa-kan kopernya yang berat. “Antarkan aku ke ndalem Kiai Karim,” perintahnya. Yang dimintai tolong segera mengiyakan.

Setelah sampai di rumah kiai, orang tua itu meminta sang pemuda agar menunggu Kiai Karim barang sejenak. Alangkah terperanjatnya pemuda itu saat Kiai Karim muncul dari balik pintu ruang tengah, sebab orang tua yang ia suruh menenteng kopernya itu adalah Kiai Karim. Konon, saking malunya, pemuda perlente tersebut langsung membatalkan niatnya mondok di Lirboyo.

Mendung kedukaan menggelayut menaungi Lirboyo, saat Kiai Karim wafat pada 1954. Sepeninggal Kiai Karim, Ponpes Lirboyo dilanjutkan para menantunya, seperti KH Marzuqi Dahlan (adik KH Ihsan Dahlan Jampes, penulis Sirajut Thalibin), KH Mahrus Ali dan KH Jauhari.

Adapun menantu yang lain, KH Abdullah mengasuh pesantren Turus Gurah Kediri, KH Manshur Anwar mengasuh pesantren Tarbiyatun Nasyiin Pacolgowang Jombang, sedangkan KH. Zaini mengasuh pesantren Krapyak Yogyakarta.

Sekarang, pesantren yang menapak usia seabad ini dihuni sekitar 10 ribu santri. Diasuh secara kolektif oleh para cucu Kyai Karim, seperti KH Idris Marzuqi, KH Anwar Manshur, KH Imam Yahya Mahrus, KH Habibullah Zaini, dll.

Penulis: Muhammad Za’im Zam Zami
Peserta Lomba Esai- Dinun

Tags: kh abdul karimlirboyoulama
Previous Post

Merekonstruksi Paradigma Kaum Santri

Next Post

Internet dan Dakwah Kampus

Next Post
Internet dan Dakwah Kampus

Internet dan Dakwah Kampus

TRENDING

  • Meneladani Akhlak Mulia Rasulullah SAW

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 2 Kitab Ilmu Falak yang Berpengaruh di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merekonstruksi Paradigma Kaum Santri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pelarian Terbaik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Syawal Bulan Silaturahmi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

MEDIA SOSIAL

  • 528 Fans
  • 352 Followers
  • 1.1k Subscribers

TERBARU

Profil Sang Profesor Al Quran, KH. M. Basori Alwi Murtadlo PIQ Singosari

Profil Sang Profesor Al Quran, KH. M. Basori Alwi Murtadlo PIQ Singosari

17, January 2021
Internet dan Dakwah Kampus

Internet dan Dakwah Kampus

7, January 2021
Profil KH. Abdul Karim Lirboyo

Profil KH. Abdul Karim Lirboyo

5, January 2021
Merekonstruksi Paradigma Kaum Santri

Merekonstruksi Paradigma Kaum Santri

3, January 2021
Sastra Pesantren sebagai Wujud Eksistensi Literasi Nusantara

Sastra Pesantren sebagai Wujud Eksistensi Literasi Nusantara

1, January 2021
Dai Intelektual Nusantara Network

© 2020 DINUN
Website by arton.id

Tentang Kita

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Media Sosial

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Kolom
  • Dakwah
    • Hikmah
    • Khutbah
  • Tokoh
  • Turats
  • Tentang
    • Kontak
    • Tim Pengelola

© 2020 DINUN
Website by arton.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist