Monday, June 27, 2022
Dai Intelektual Nusantara Network
  • Beranda
  • Berita
    • All
    • Informasi
    • Ulama
    Pengumuman Lomba Yuk Berkisah

    Pengumuman Lomba Yuk Berkisah

    zoominar pandemic overview

    Antusias! Masyarakat ikuti Webinar Pandemic Overview

    Yuk Berkisah. . . !

    Yuk Berkisah. . . !

    Innalillah, KH. M. Basori Alwi Wafat

    NU Berpotensi Menjadi Perekat Umat

    Telah Hadir Buku “Cadar, Antara Syariah dan Budaya”

    seminar cadar fastest-growing religion

    Islam is the Fastest-Growing Religion in the World

    Pendaftaran Ditutup; Seminar Nasional, Kontroversi Cadar di Indonesia

    TUTUP; Pelatihan Public Speaking untuk Da’i Milenial di Jawa Timur

  • Kolom
  • Dakwah
    • Hikmah
    • Khutbah
  • Tokoh
  • Turats
  • Tentang
    • Kontak
    • Tim Pengelola
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • All
    • Buku
    • Informasi
    • Ulama
    Pengumuman Lomba Yuk Berkisah

    Pengumuman Lomba Yuk Berkisah

    zoominar pandemic overview

    Antusias! Masyarakat ikuti Webinar Pandemic Overview

    Yuk Berkisah. . . !

    Yuk Berkisah. . . !

    Innalillah, KH. M. Basori Alwi Wafat

    NU Berpotensi Menjadi Perekat Umat

    Telah Hadir Buku “Cadar, Antara Syariah dan Budaya”

    seminar cadar fastest-growing religion

    Islam is the Fastest-Growing Religion in the World

    Pendaftaran Ditutup; Seminar Nasional, Kontroversi Cadar di Indonesia

    TUTUP; Pelatihan Public Speaking untuk Da’i Milenial di Jawa Timur

  • Kolom
  • Dakwah
    • Hikmah
    • Khutbah
  • Tokoh
  • Turats
  • Tentang
    • Kontak
    • Tim Pengelola
No Result
View All Result
Dai Intelektual Nusantara Network
No Result
View All Result
Home Islam Nusantara

Islam Sufistik: Seimbang dan Mengayomi Kehidupan

30, May 2020
in Islam Nusantara
0 0
islam sufistik sufi di Indonesia
ShareShareShareShareShareShare

DINUN.ID Selama ini masih terkesan kuat di kalangan masyarakat Muslim Indonesia bahwa proses Islamisasi di bumi nusantara ini berkas jasa para pedagang yang datang dari berbagai wilayah (baca: bangsa) di luar nusantara. Ini merupakan teori lama yang mendominasi kesan kehadiran Islam di Nusantara selama ini. Namun, akurasi teori ini mulai digugat oleh teori lain yang menyebutkan bahwa proses Islamisasi beserta akselerasinya di nusantara sebenarnya merupakan kontribusi dari para pengembara yang sufistik. Para sufi ini berhasil mengislamkan penduduk nusantara dalam jumlah yang besar, bahkah sangat besar. Salah satu alasan keberhasilannya karena para sufi mampu menyajikan Islam dalam kemasan yang atraktif, khususnya dengan menekankan kesesuaian dengan Islam atau kontinyuitas daripada perubahan dalam kepercayaan dan praktek keagamaan lokal.

Dominasi para sufi ini dalam proses Islamisasi ini sangat berpengaruh terhadap pola-pola kehidupan umat Islam di negeri ini, melalui pendekatan sufistik. Sebuah pendekatan yang cenderung kuat pada dimensi mistik dan mengarah pada pola mistisisme atau tasawuf. Karena itu, keberagamaan masyarakat dulu (rupanya juga bertahan hingga saat ini) takpak jelas dimensi sufismenya.

Tasawuf atau sufisme sendiri difahami sebagai sebuah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun dimensi dhahiriyah dan bathiniyah untuk memperoleh kedamaian rohani dan mencapai kebahagian yang abadi. Sufisme pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisimistisme Islam.

Di Indonesia, kehidupan tasawuf ini khususnya dari perspektif kesejarahannya berusaha dipotret Alwi Shihab melalui karyanya, Islam Sufistik “Islam Pertama” dan Pengaruhnya hingga Kini di Indonesia. Buku ini berasal dari penelitian disertasinya di Universitas Ain Syam Mesir dengan judul al-Tashawwuf al-Islami wa Atsaruhu fi al-Tashawwuf al-Indonisi al-Mu’atsir yang membahas peran tasawuf dalam perkembangan Islam di Indonesia.

Dalam buku tersebut disebutkan bahwa sebagai sebuah agama, Islam mempunyai berbagai aspek. Salah satunya adalah mistik, dikenal tasawuf atau sufisme. Tasawuf ini mempunyai jalan sejarah panjang dan unik, khususnya ketika tasawuf ini dipengaruhi oleh ajaran maupun budaya di luar Islam. Melihat perjalanan sejarah tasawuf dalam buku tersebut sungguh menarik untuk ditindaklanjuti sebagai upaya melacak jejak-jejak pengaruhnya di Indonesia. Lebih jauh, mempelajari sejarah perjalanan tasawuf paling tidak sama nilainya, atau bahkan mungkin lebih, jika dibandingkan dengan mempelajari aspek-aspek Islam lainnya.

Alwi Shihab mengakui bahwa tasawuf adalah faktor terpenting bagi tersebarnya Islam secara luas di Asia Tenggara. Meski setelah itu terjadi perbedaan pendapat mengenai kedatangan tarekat, apakah bersamaan dengan masuknya Islam atau datang kemudian. Perbedaan yang sama terjadi pula mengenai tasawuf falsafi yang diasumsikan sebagai sumber inspirasi bagi penentuan metode dakwah yang dianut dalam penyebaran Islam tersebut (hlm. 36). Sementara Ahmad Syafii Mufid dalam artikelnya yang berjudul “Aliran-Aliran Tarekat di Sekitar Muria Jawa Tengah” menyebut sufisme atau tarekat dalam sejarah perkembangan Islam di Indonesia memiliki arti penting. “Islam Pertama” yang diperkenalkan di Jawa, sebagaimana tercatat dalam babad, adalah Islam dalam corak sufi. Islam dalam corak demikian itulah yang paling mampu memikat lapisan bawah, menengah dan bahkan bangsawan.

Selain itu, juga dijelaskan mengenai sejarah pengaruh tasawuf (gerakan tarekat) dan peranannya dalam kehidupan masyarakat di Indonesia modern. Studi ini bermuara pada upaya untuk lebih memperjelas dan mempertajam secara tuntas masalah-masalah yang kurang mendapat perhatian selama ini. Oleh Alwi Shihab, tasawuf kemudian ia sebut sebagai “Islam Sufistik” yang terus berkembang dan memainkan perannya di masyarakat Indonesia tanpa berhenti sejak kehadirannya di bumi Jamrud Khatulistiwa ini. Simbol-simbol kehidupan sufistik bukan hanya masih riil di masyarakat hingga sekarang bahkan makin memiliki pesona yang kuat pada mereka termasuk kalangan elitis di kota-kota besar. Pola kehidupan sufistik ini dijadikan penyeimbang dan pengayom dalam mengarungi kehidupan modern yang serba materialistis dan hedonis yang semakin keras dan penuh persaingan kotor yang menjerumuskan pada kejahatan. Karena itu, kehidupan tasawuf dipandang penting dilakukan dan dihayati.

Tags: Alwi ShihabIslam NusantaraIslam PertamaIslam Sufistik
Previous Post

Masalah Kakbah dan Arah Kiblat (6 – habis)

Next Post

Sabar dan Pengendalian Diri

Next Post

Sabar dan Pengendalian Diri

TRENDING

  • ilmu falak dalam islam

    2 Kitab Ilmu Falak yang Berpengaruh di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tentang Waktu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Telah Hadir Buku “Cadar, Antara Syariah dan Budaya”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Profil KH. Abdul Karim Lirboyo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masalah Kakbah dan Arah Kiblat (6 – habis)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

MEDIA SOSIAL

  • 537 Fans
  • 352 Followers
  • 1.1k Subscribers

TERBARU

Khotbah Jumat: Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Khotbah Jumat: Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

11, March 2021
KH Munawwir: Kiai Dawam Qur’an dengan Segudang Amaliyah

KH Munawwir: Kiai Dawam Qur’an dengan Segudang Amaliyah

26, February 2021
Khotbah Jum’at: Keutamaan Bulan Rajab

Khotbah Jum’at: Keutamaan Bulan Rajab

26, February 2021
Syeikh Muhammad Arsyad Al- Banjari

Syeikh Muhammad Arsyad Al- Banjari

20, February 2021
Kalimat singkat yang Membumi

Kenikmatan-kenikmatan Manusia

18, February 2021
Dai Intelektual Nusantara Network

© 2020 DINUN
Website by arton.id

Tentang Kita

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Media Sosial

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Kolom
  • Dakwah
    • Hikmah
    • Khutbah
  • Tokoh
  • Turats
  • Tentang
    • Kontak
    • Tim Pengelola

© 2020 DINUN
Website by arton.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist