DINUN.ID Surabaya 14 Maret 2019, Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menggelar acara Halaqoh Media NU Jawa Timur dan Pesantren se-Jawa Timur yang masuk dalam serangkaian harlah NU ke 97.
H.arif afandi selaku CEO Founder ngopi bareng.id menyampaikan 5 poin yang harus di miliki para admin media santri di pesantren jawa timur. Diantaranya: membahas materi tentang tantangan media NU dan pesantren di era digital, cara berpikir dalam membuat media dengan perspektif Islam, sanad membuat media, cara mengaplikasikan metode berpikir dan sanad membuat media, cara membangun bisnis media, mengumpulkan SDM, dan cara menggali konten.
Ahmad Najib AR, biasa dipanggil Gus Najib selaku ketua Pengurus Wilayah Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTNU) Jawa Timur juga menyampaikan bahwa perbedaan merupakan hal yang fitrah ada pada setiap manusia. Namun di era globalisasi ini patut kita sadari bersama bahwa di zaman ini selain membawa dampak yang positif juga memiliki dampak destruksi yang sangat besar, dan untuk merajut kembali itu sangat susah hingga perlu adanya inisiatif bersama untuk tetap menjaga kerukunan ini. Di sini NU memiliki peran penting dalam mengawal ini semua.
Sudah seharusnya NU berkolaborasi dan menjadi perekat bagi umat beragama, dengan kemajuan teknologi di era globalisasi sudah merupakan kewajiban NU untuk mengawal segala fenomena yang terjadi di dunia. Dalam hal media kita perlu berkolaborasi dengan segala lini untuk tetap mengawal kedamaian dan melawan isu-isu hoax yang beredar.
Acara halaqoh ini menghadirkan beberapa tokoh Jawa Timur diantaranya; Riadi Ngasiran (Pemimpin Redaksi Majalah AULA), Syaifullah Ibnu Nawawi (Kabiro NU-Online Jawa Timur), Ahmad Najib AR (Ketua LTNNU Jawa Timur), Hamdan Hamedan (CEO Kesan), KH. Fariz Khoirul Anam (Penulis Buku Fiqih Media Sosial), dan Sururi Arumbani (New TV9 Nusantara).
Peserta berasal dari berbagai kalangan organisasi dan pesantren, salah satunya dari DINUN.
Perayaan Halaqoh Media ini selanjutnya di tutup dengan do’a bersama tolak virus corona dan launching koin muktamar NU yang ke-34.