DINUN.ID Khutbah Jumat yang berjudul “Syawal Bulan Silaturahmi” ini ditulis oleh Abuya Dr. As-Sayyid Muhammad Bin Alwi Al Maliky Al Hasany, dan alihbahasakan oleh: KH. Basori Alwi Murtadho, Pengasuh Pesantren Ilmu Al-Quran (PIQ) Singosari
اَلْخُطْبَةُ اْلأُوْلَى
الحمد لله القائل في كتابه الموصَل : والذين يصلون ما أمر الله به أن يوصَل.
.أَشْهَـــدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَمُجْتَبَاهُ.
اللهم صل وسلم وبارك وعظم على من لا نبي بعده سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ ابن عبد الله، وَعَلىَ أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ، من التابعين وتابعيهم بإحسان إِلَىَ يَوْمِ الْقِياَمَةِ.
أَمَّابَعْدُ، فَيَا إِخْوَتِيْ عِباَدَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ مَنْ أَطَاعَهُ وَ اتَّقـَاهُ.
وَالَّذِيْنَ يَصِلون ما أمر الله به أن يوصَل ويخشَون ربهم ويخافون سوءَ الحساب
Alhamdulillah berkat rahmat allah yang maha rahman dan maha rahim telah kita lewati bulan ramadhan yang mulia dan suci dengan memenuhi ketaatan berpuasa di siang hari dan bertaraweh serta shalat witir di malam hari, serta diseling-selingi dengan tadarus menghatamkan al quran dan kegiatan-kegiatan mencari dan menambah ilmu dalam bentuk kuliah-kuliah dan ceramah-ceramah agama. semoga semuanya itu diterima oleh allah swt, sehingga karenanya kita mendapat ridho dan rahmat-nya di dunia dan akhirat.
ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Pada akhir bulan Ramadhan, kita bisa memenuhi zakat fitrah dan mungkin zakat-zakat lainnya demi membersihkan diri kita dari semua noda yang mengotori diri kita agar kita menjadi fitri dan kembali suci dengan zakat fitrah tersebut; dan juga membersihkan harta benda kita dari noda-noda yang mengotorinya dengan zakat harta benda, baik yang berbentuk mata uang maupun dagangan dan lain-lainnya
ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Di dalam bulan Syawal bulan yang dikenal dengan bulan silaturrahmi, baik kiranya kita uraikan kembali tentang silaturrahmi ini. Kalau selama Ramadhan hubungan kita dengan Allah s.w.t kita pererat dengan ibadah-ibadah puasa, taraweh, shalat witir, tadarus Al Quran, memberi dan mendengarkan kuliah-kuliah agama dan lain-lain, maka di dalam bulan Syawal ini kita pererat serta perbagus hubungan antar sesama hamba Allah yang muttaqin. Kita masih ingat di dalam hadits qudsi Allah s.w.t berfirman :
انا الرحمنُ، خلقتُ الرحمَ وشققتُ لها اسما من اسمي ومن وصلها وصلته، ومن قطعها قطعته
Artinya : Aku adalah “Ar Rahman”, Aku telah menciptakan rahim (famili) dan Aku ambilkan untuknya sebuah nama dari nama-Ku; maka barangsiapa menyambung famili tersebut Aku sambunglah ia dengan rahmat-Ku; dan barangsiapa memutus hubungan famili, Aku putuslah ia dari rahmat-Ku.
وقال عليه الصلاة والسلام : ” الرحم معلقة بالعرش” تقول : “من وصلني وصله الله، ومن قطعني قطعه الله”
Artinya : Rasulullah ‘Alaihish sholatu was salam telah bersabda : Rahim (famili) itu digantungkan di ‘Arsy, Ia berkata : Barangsiapa menyambung aku, Allahpun menyambung dia dengan rahmat-Nya, dan barangsiapa memutuskan hubungan dari aku, Allahpun memutuskan dia dari rahmat-Nya.”
Menurut kitab Hasyiah ash Shaawi ‘ala Tafsir al Jalalain di surat ar Ra’d ayat : 21 : yang dimaksud dengan silaturrahim itu adalah memberikan segala kebaikan, memberikan infaq yang berbentuk shadaqah dan hadiah berupa apapun yang menyenangkan menurut kemampuan, juga saling menyenangkan antar sesama manusia, menjenguk orang sakit dan lain sebagainya, berdasarkan sebuah hadits :
التوادد مع الناس نصفُ العقلِ
Artinya : “Saling mencintai atau menyenangkan antar sesama manusia adalah separuh kehidupan akal”
Dan di dalam hadits lain Nabi s.a.w bersabda :
وَخاَلِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ، وَالتَّوَادُدِ بِإِعْطاَءِ مَنْ حَرَمَكَ وَوَصْلِ مَنْ قَطَعَكَ، وَاْلعَفْوِ عَمَّنْ ظَلَمَكَ.
Artinya: “Berakhlaklah kepada manusia dengan budi pekerti yang luhur, dan dengan saling mencintai yaitu memberi pemberian kepada orang yang pelit kepadamu dan menghubungi orang yang memutus hubungan denganmu dan memaafkan orang yang menganiayamu.
Demikianlah penjelasan kitab Hasiah ash Shaawi tersebut.
maasyiral muslimin rahimakumullah
Tidak seorangpun dari kalangan kaum muslimin yang tidak ingin dipanjangkan umurnya walaupun dalam bentuk barakahnya atau hitungan tahunnya, dan tidak pula seorangpun yang tidak ingin di jembarkan rizqinya walaupun dalam bentuk barakahnya atau jumlah hitungannya. Dalam kaitannya dengan keinginan panjang umur dan jembar rizqi tersebut, Alhamdulillah ketaqwaan kepada Allah dan silaturrahim adalah satu-satunya amal yang wajib kita pegangi dan kita tekuni, sesuai dengan hadits Nabi s.a.w:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُنْسَأَ لَهُ فَيْ أَثَرِهِ وَيُوَسَّعَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ فَلْيَتَّقِ اللهَ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (متفق عليه)
Artinya: Barang siapa yang senang dipanjangkan umurnya dan dijembarkan rizqinya, maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dan menyambung hubungan familinya.
Perlulah diketahui bahwa arti famili itu menurut Islam ada dua macam :
Pertama : Famili keturunan. Ini sudah maklum
Kedua : Famili se iman sebagaimana difirmankan oleh Allah :
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ الحجرات: ١٠
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu satu saudara, maka ishlahkanlah oleh kamu sekalian hubungan antar kedua saudaramu. (Jika pecah di antara dua saudaramu) dan takutlah kalian pada siksa Allah agar kalian dirahmati”.
Cobalah kita perhatikan kandungan ayat ini, yang diperintah mendamaikan adalah kita semuanya dan ini fardhu kifayah yang kalau tak ada seorangpun dari kita melaksanakannya berdosalah kita semuanya, sedang yang pecah tadi hanyalah أَخَوَيۡكُمۡۚ (dua orang saudaramu). Marilah kita perhatikan kalau semua yang tidak mendamaikan itu saja berdosa, lantas bagaimana dengan dua orang yang bertengkar tadi yang tidak mau berdamai?? Bukankah besar dosanya ??
maasyiral muslimin rahimakumullah
Di negeri kita saat ini, sebagaimana kita saksikan bersama hampir di semua tempat pada akhir-akhir ini, selalu ditimpa perpecahan antar sesama bangsa bahkan antar sesama kelompok muslimin. Jika kita amati penyebabnya bukan urusan agama melainkan urusan kepentingan dan jabatan, urusan duit dan perut yang kegunaannya hanya sangat pendek sedangkan tanggungjawabnya sangat lama di akhirat bahkan mungkin ada yang kekal berupa siksa di neraka. Na’udzubillahi min dzalik.
Semogalah Allah mentaqdirkan kembalinya keinsyafan dan kesadaran, khususnya di kalangan kita sesama saudara se iman dan se islam sehingga kita hidup diayomi, dan dinaungi ketaqwaan kepada Allah dan kebahagiaan dunia hingga akhirat.
Semoga khutbah ini bermanfaat bagi yang menyampaikan dan yang mendengarkan. Amin yaa Rabbal ‘Alamin….