ISNU Jawa Timur Inisiasi Kerjasama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia Setelah Berhasil Bersama Minhaj Welfare Foundation Inggris
Setelah menjalin kerjasama dengan Minhaj Welfare Foundation di Inggris, ISNU Jawa Timur kini melanjutkan langkah strategis dengan menginisiasi kerjasama baru bersama Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Pada Jumat siang, rombongan Pengurus Wilayah ISNU Jatim yang dipimpin oleh Plt. Ketua, Prof. Dr. Afif Hasbullah, M.Hum., melakukan kunjungan ke kampus UKM.
Dalam pernyataannya, Prof. Dr. Afif menjelaskan bahwa ISNU Jawa Timur memiliki lembaga yang fokus pada pengembangan halal, yaitu Lembaga Solusi Halal (LSH), yang telah mendapatkan pengakuan di tingkat nasional. Kunjungan ini bertujuan untuk memperluas wawasan dan jaringan LSH ISNU Jatim.
Prof. Dr. Afif menambahkan bahwa tujuan utama dari lawatan ini adalah untuk menginisiasi kerjasama dalam bidang pengembangan dan riset halal. UKM dipilih sebagai mitra karena dikenal memiliki pusat halal terkemuka di Malaysia.
Rombongan ISNU Jatim disambut oleh Direktur Institute of Islam Hadhari (Pascasarjana UKM), Prof. Dato’ Dr. Fariza Md. Sham, beserta sejumlah peneliti dan dosen dari UKM.
Dalam diskusinya, Prof. Afif menekankan bahwa perkembangan industri halal global sangat dipengaruhi oleh Malaysia, yang telah lama berperan aktif dalam sektor ini. Meskipun Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, saat ini Indonesia masih berperan sebagai konsumen produk halal. Menurut laporan The State of Global Islamic Economy, Indonesia menempati peringkat keempat dalam indikator ekonomi syariah, dan peringkat kedua dalam kategori makanan halal, setelah Malaysia.
“Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjalin kerjasama dengan pusat halal di Universiti Kebangsaan Malaysia guna mengembangkan riset halal dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam industri ini,” ungkap Prof. Afif, yang sebelumnya menjabat sebagai Rektor UNISDA Lamongan.
Prof. Dato’ Dr. Fariza Md. Sham juga menyampaikan bahwa banyak potensi kerjasama yang dapat dijalin antara UKM dan ISNU Jatim. Institute of Islam Hadhari, sebagai lembaga penelitian multidisiplin di bidang peradaban Islam, berkomitmen untuk meningkatkan kegiatan penelitian, pelatihan, dan penyebaran informasi, serta menyelenggarakan program pascasarjana.
“Banyak bidang yang bisa dijajaki untuk kerjasama antara UKM dan ISNU Jatim. Kami telah melakukan berbagai penelitian dan menerbitkan banyak buku serta pengetahuan terkait sistem halal di Malaysia dan negara-negara lain, termasuk Timur Tengah dan Eropa,” jelas Prof. Fariza, yang juga mengajar di Program Pengajian Dakwah dan Kepimpinan, Fakulti Pengajian Islam UKM.
Dr. Siti Nur Khusnul, M.Kes., Direktur LSH ISNU Jatim, menambahkan bahwa beberapa poin penting mengenai pengembangan dan peran serta masyarakat dalam industri halal telah dibahas, termasuk isu-isu terkini di dunia halal di Malaysia dan Indonesia. LSH ISNU Jatim berencana untuk menindaklanjuti inisiasi kerjasama ini dengan menyelenggarakan seminar dan penelitian bersama.
“Kami akan segera mengadakan webinar atau konferensi yang melibatkan kedua belah pihak, baik dari LSH ISNU maupun UKM, untuk saling berbagi hasil penelitian dan pengembangan industri halal di kedua negara,” ungkap Dr. Siti, yang juga mengajar di Universitas Ma’arif Hasyim Latif Sidoarjo.
Selama pertemuan, kedua pihak juga membahas perbedaan model pengurusan sertifikasi halal di Indonesia dan Malaysia, di mana masing-masing model memiliki kelebihan dan kekurangan, namun tetap bertujuan untuk melindungi masyarakat Muslim dari konsumsi produk non-halal.