Sekarang kita berada di hari Jum’at awal bulan Rajab. Rasulullah SAW yang kemudian praktek itu juga diwariskan kepada pewaris ajarannya, bila memasuki bulan Rajab Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita memperbanyak permohonan kita kepada Allah SWT “Allâhumma bârik lanâ fî rajaba wasya‘bâna waballighnâ ramadlânâ” -Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.
Rasulullah bersabda “wa anibu ila robbikum wastagfirullah min dhunubikum wajtanibu mina maasyi fii syakhril kharam” -dan bersegeralah kamu kembali kepada tuhanmu dan memohon ampunlah kamu semuanya dari dosa-dosamu dan jauhilah kemaksiatan-kemaksiatan didalam bulan yang disucikan oleh Allah SWT.
Dalam surah at-taubah allah berfirman “Inna ‘iddatasy-syuhụri ‘indallāhiṡnā ‘asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-arḍa min-hā arba’atun ḥurum”- Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah SWT adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah SWT di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram dan salah satu diantara bulan haram adalah bulan Rajab.
Oleh karena itu apa yang didawuhkan oleh rasulullah “wa anibu ila robbikum wastagfirullah min dhunubikum wajtanibu mina maasyi fii syakhril kharam” petunjuk agar kita banyak-banyak berdoa “Allâhumma bârik lanâ fî rajaba wasya‘bâna waballighnâ ramadlânâ”.
Pada bulan rajab ini marilah kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan sebanyak-banyaknya istighfar kepada Allah SWT, memohon ampun kepada Allah SWT. Selain kita istighfar kita juga menjaga diri agar kita tidak terperosok kepada maksiat-maksiat yang akan mendatangkan dosa. Ini tentu tidak mudah jika tidak dimudahkan oleh Allah SWT.
Karenanya kita dianjurkan oleh rasulullah untuk membaca doa “Allâhumma bârik lanâ fî rajaba wasya‘bâna waballighnâ ramadlânâ” bariklana yang artinya berkahilah hidup kami. Berkah itu adalah shiyadatul khoir, jadi berkah hidup itu bukanlah bentuk volume atau bilangan, namun persoalan efektifitas dan produktivitas.
Bagaimana hidup kita, umur kita, dan seluruh anugerah yang diberikan Allah SWT kepada kita ini menjadi efektif dan menjadi produktif, lebih dekat kepada Allah SWT lebih taat kepada Allah SWT. Sehingga didalam bulan yang dapat diberkahi Allah SWT ini nanti akan menghantarkan diri kita kepada bulan yang lebih diberkahi yakni bulan Sya’ban dan akhirnya kita menjemput bulan Ramadhan yang penuh berkah maghfirah dan itkum minannar.
Dalam riwayat hadist disebutkan bahwa Rasulullah SAW selalu mengingatkan bahwa bulan Sya’ban ini adalah bulannya Allah SWT, bulan Sya’ban bulannya Rasulullah SAW, dan bulan Ramadhan adalah bulannya umat Rasulullah SAW. Karena itu implisit secara tersirat dari doa yang diajarkan Rasulullah SAW, seperti saja Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menantikan berkat, rahmat, dan ampunan Allah SWT di bulan Ramadhan. Dan hendaknya kita bersiap-siap dari bulan Rajab. Dan akhirnya kita dipertemukan oleh Allah SWT dengan bulan Ramadhan.
Ketika Rasulullah SAW menjalani isra miraj’ di bulan Rajab. Disana Rasulullah SAW diperlihatkan telaga yang airnya lebih putih dari susu, airnya lebih segar dari air yang keluar dari pori-pori bebatuan, dan airnya lebih manis dari madu. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada malaikat Jibril “wahai Jibril untuk siapakah telaga yang sedemikian itu?” –“yaa Muhammad bahwa sungai itu diperuntukkan untuk orang yang memperbanyak sholawat kepadamu pada bulan Rajab”.
Dapat disimpulkan bahwa pemberitahuan Rasulullah SAW tentang keutamaan waktu bulan Rajab. Marilah kita maksimalkan diri dan keluarga pada bulan ini, dan jangan sampai pemberitahuan Rasulullah tentang keutamaan bulan ini lewat begitu saja tanpa kita mendapatkan manfaatnya.
Oleh: Drs. KH. Moh Nafi’ (Jumat, 08 Maret 2019)